• Enter Slide 1 Title Here

    Woody Magazine is a free premium blogger template from PremiumBloggerTemplates.com. This is free for both personal and commercial use. However, you are required to keep the footer links intact which provides due credit to its designers and authors.
    This is slide 1 description. Go to Edit HTML of your blogger blog. Find these sentences. You can replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • Enter Slide 2 Title Here

    Woody Magazine is a free premium blogger template from PremiumBloggerTemplates.com. This is free for both personal and commercial use. However, you are required to keep the footer links intact which provides due credit to its designers and authors.
    This is slide 2 description. Go to Edit HTML of your blogger blog. Find these sentences. You can replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • Enter Slide 3 Title Here

    Woody Magazine is a free premium blogger template from PremiumBloggerTemplates.com. This is free for both personal and commercial use. However, you are required to keep the footer links intact which provides due credit to its designers and authors.
    This is slide 3 description. Go to Edit HTML of your blogger blog. Find these sentences. You can replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

Jumat, 26 Agustus 2016

Assalamualaikum Wr.Wb Hai teman-teman kali ini saya akan posting masih tentang cisco packet tracer akan tetapi sekarang kita bahas tentang konfigurasi HSRP pada cisco packet tracer, agar lebih jelasnya simak penjelasan berikut.
Pengertian HSRP
    HSRP adalah metode standar untuk memberikan ketersediaan jaringan yang tinggi dengan menyediakan First-hop redundancy untuk IP host pada LAN IEEE 802 dikonfigurasi dengan default gateway IP address. Sebuah jaringan dengan High availability menyediakan sarana alternatif yang mana semua infrastructure paths dan key server dapat diakses setiap saat. Hot Standby Router  rotocol (HSRP) adalah salah satu fitur perangkat lunak tersebut yang dapat dikonfigurasi untuk menyediakan Layer 3 redundansi untuk network host.
    Ini memungkinkan dua router interface untuk bekerja sama untuk menyajikan penampilan satu virtual router atau default gateway untuk host di LAN. Jadi dengan kata lain ketika salah satu router yang terconfigure dalam Hsrp nya down maka Link pada jaringan tersebut tetap berjalan, dikarenakan ip gateway yang di kenal si host adalah ip nya virtual router.
 Latar Belakang
   Ingin mengkonfigurasikan HSRP pada 2 buah router yang ada agar bisa bergantian 1 sama lain, jika router 1 dinonaktifkan maka router2 akan aktif secara otomatis.
Maksud Dan Tujuan
- Setting HSRP pada router
- membuat router1 aktif dan router2 standby
Alat Dan Bahan
- Software Cisco Packet Tracer
- Laptop/PC
- Ebook konfigurasi
Langkah Konfigurasi HSRP

Dari topologi diatas kita akan konfigurasikan HSRP pada tiap-tiap router langkahnya sebagai berikut:
- Langkah pertama beri alamat IP pada GigabitEthernet dan setting HSRP yang ada di Router0, adapun langkahnya seperti berikut:

Router0   Router0(config)#interface GigabitEthernet0/0
Router0   Router0(config-if)#ip add 192.168.1.2 255.255.255.0
Router0   Router0(config-if)#no shutdown
Router0   Router0(config-if)#duplex auto
Router0   Router0(config-if)#speed auto
Router0   Router0(config-if)#standby version 2
Router0   Router0(config-if)#standby 1 ip 192.168.1.1
Router0   Router0(config-if)#standby 1 priority 120
Router0   Router0(config-if)#standby 1 preempt
Router0   Router0(config-if)#exit
Router0   Router0(config)#interface GigabitEthernet0/1
Router0   Router0(config-if)#ip address 192.168.2.2 255.255.255.0
Router0   Router0(config-if)#no shutdown
Router0   Router0(config-if)#duplex auto
Router0   Router0(config-if)#speed auto
Router0   Router0(config-if)#standby version 2
Router0   Router0(config-if)#standby 2 ip 192.168.2.1
Router0   Router0(config-if)#standby 2 priority 120
Router0   Router0(config-if)#standby 2 preempt
Router0   Router0(config-if)#exit
- Kemudian Setting IP dan HSRP juga ada router1 langkahnya seperti dibawah ini:

Router1   Router1(config)#interface GigabitEthernet0/0
Router1   Router1(config-if)#ip add 192.168.1.3 255.255.255.0
Router1   Router1(config-if)#no shutdown
Router1   Router1(config-if)#duplex auto
Router1   Router1(config-if)#speed auto
Router1   Router1(config-if)#standby version 2
Router1   Router1(config-if)#standby 1 ip 192.168.1.1
Router1   Router1(config-if)#exit
Router1   Router1(config)#interface GigabitEthernet0/1
Router1   Router1(config-if)#ip address 192.168.2.2 255.255.255.0
Router1   Router1(config-if)#no shutdown
Router1   Router1(config-if)#duplex auto
Router1   Router1(config-if)#standby version 2
Router1   Router1(config-if)#standby 1 ip 192.168.2.1
Router1   router1(config-if)#exit


- Langkah terakhir adalah tes ping dari laptop0 ke laptop1 jika ping pertama masih gagal coba tes ping lagi jika berhasil berarti konfigurasinya sudah benar.
Hasil Dan Kesimpulan
   Hasilnya adalah router1 dan router 2 telah dikonfigurasi HSRP dan kesimpulannya kedua router dapat bergantian jika router yang satu dinonaktifkan maka router satunya secara otomatis dapat aktif dengan sendirinya.
Penutup
   Demikianlah sedikit penjelasan tentang konfigurasi HSRP pada cisco packet tracer semoga saja bermanfaat untuk kalian semua, selamat mencoba semoga berhasil. Wassalamualaikum Wr.Wb.
 
06.14   Posted by Unknown in with No comments
Read More

   Assalamualaikum Wr.Wb Hai teman-teman kali ini saya akan posting masih tentang cisco packet tracer akan tetapi sekarang kita bahas tentang konfigurasi HSRP pada cisco packet tracer, agar lebih jelasnya simak penjelasan berikut.
Pengertian Port-Security
   port security adalah sebuah trafik kontrol yang bekerja di layer 2 data link. berfungsi untuk mendaftarkan dan membatasi perangkat end devices mana saja yang dapat terkoneksi pada suatu port di switch tersebut.
Latar Belakang
    Ingin memberikan pengaman pada port yang diinginkan agar tidak dapat di gunakan oleh orang lain/PC lain.
Maksud dan Tujuan
   Maksud dan tujuannya adalah menyetting port-security pada cisco packet tracer.
Alat dan Bahan
- Software Cisco packet tracer
- Laptop/PC
Langkah Konfigurasi

Dari topologi diatas kita ingin mengkonfigurasikan port security pada PC0, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

- Langkah pertama adalah menyetting port yang akan di beri security disini saya akan memberi security pada port FastEthernet0/1, Langkahnya seperti ini:
Switch0   Switch>enable
Switch0   Switch#configure terminal
Switch0   Switch(config)#int fa0/1
Switch0   Switch(config-if)#sw mode acc
Switch0   Switch(config-if)#sw port-security
Switch0   Switch(config-if)#sw port-security mac-address 00E0.B0D0.6D49 (Mac Address pada PC0)
Switch0   Switch(config-if)#sw port-security mac-address sticky
Switch0   Switch(config-if)#sw port-security violation restrict
Switch0   Switch(confih-if)exit

- Setelah itu beri alamat IP pada tiap-tiap PC yang tersedia.
#PC0 IP address: 192.168.1.1   Netmask: 255.255.255.0
#PC1 IP address: 192.168.1.1   Netmask: 255.255.255.0
#PC2 IP Address: 192.168.1.2   Netmask: 255.255.255.0

- Jika sudah kita tes ping dari PC0 ke PC2 hasilnya pasti berhasil.
- Coba kita pindahkan kabel dari PC0 ke PC1.

- Kemudian tes ping dari PC1 ke PC2 hasilnya sudah pasti gagal, karena port itu kita sudah konfigurasi port security dan hanya dapat di gunakan untuk PC yang mac addresnya sudah tersimpan pada port tersebut yaitu PC0 saja.

Hasil dan Kesimpulan
   Hasilnya adalah kabel yang berada pada port fastethernet0/1 yang digunakan pada PC0 tidak dapat digunakan pada PC lainnya (PC1) walaupun alamat IP nya sama, jadi port itu hanya dapat digunakan untuk PC0 saja.
Penutup
   Demikianlah sedikit penjelasan tentang konfigurasi port-security pada cisco packet tracer semoga saja bermanfaat untuk kalian semua, selamat mencoba semoga berhasil. Wassalamualaikum Wr.Wb.
 
06.12   Posted by Unknown in with No comments
Read More

Kamis, 25 Agustus 2016

    Assalamualaikum Wr.Wb. Hai kawan-kawan kali ini saya akan posting tentang bagaimana cara konfigurasi RIPV2 pada Cisco Packet Tracer, agar lebih jelasnya simak penjelasan berikut. :-)
Pengertian RIP 
   Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah protokol routing dinamis yang digunakan dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network). Oleh karena itu protokol ini diklasifikasikan sebagai Interior Gateway Protocol (IGP). Protokol ini menggunakan algoritma Distance-Vector Routing. Pertama kali didefinisikan dalam RFC 1058 (1988). Protokol ini telah dikembangkan beberapa kali, sehingga terciptalah RIP Versi 2 (RFC 2453). Kedua versi ini masih digunakan sampai sekarang, meskipun begitu secara teknis mereka telah dianggap usang oleh teknik-teknik yang lebih maju, seperti Open Shortest Path First (OSPF) dan protokol OSI IS-IS. RIP juga telah diadaptasi untuk digunakan dalam jaringan IPv6, yang dikenal sebagai standar RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang diterbitkan dalam RFC 2080 (1997).

Latar Belakang
   Latar belakangnya adalah untuk konfigurasi routing dynamic dengan RIP Versi 2

Alat Dan Bahan
- Software Cisco Packet Tracer
- Laptop/PC 


Langkah Konfigurasi RiPV2

Dari Topologi diatas dapat kita konfigurasikan routing dynamic dengan RIPV2:
- Langkah Pertama buat IP loopback dan berikan alamat IP pada tiap Serial Port yang ada pada router adapun langkahnya seperti berikut:

Pada Router1:
Pada Router2:

Pada Router3:
Pada Router4:
- Langkah selanjutnya adalah mengkonfigurasikan RIP Versi 2 pada tiap-tiap router agar antara router dapat saling terhubung/ping, adapun langkahnya seperti ini:

Pada Router1:
Pada Router2:
Pada Router3:
Pada Router4:
- Langkah terakhir tes ping antara router jika hasil pingnya "successfully" berarti konfigurasi anda berhasil.
Hasil Dan Kesimpulan
   Hasilnya adalah antara router 1 dan 2 dapat melakukan ping dan begitu juga ke router yang lainnya dapat melakukan ping dengan sukses.
Penutup
Demikianlah sedikit penjelasan yang dapat saya berikan untuk saat ini semoga saja bermanfaat. Selamat mencoba semoga berhasil Wassalamualaikum Wr.Wb.
06.57   Posted by Unknown in with No comments
Read More

    Assalamualaikum Wr.Wb. Hai kawan-kawan kali ini saya akan posting tentang bagaimana cara konfigurasi routing static pada Cisco Packet Tracer, agar lebih jelasnya simak penjelasan berikut.

Routing Protocols
Apa Itu Routing?
Routing adalah Proses forwarding packet data yang dikirim, dari jaringan satu ke jaringan lain. Device yang melakukan proses routing disebut router. Semua informasi network yang akan dimiliki oleh router akan disimpan dalam sebuah tabel routing. Tabel routing adalah tabel yang memuat seluruh informasi IP Address dari interface router yang lain sehingga router yang satu dengan router lain bisa berkomunikasi. Router memiliki kesamaan komponen seperti komputer. Router terdapat tabel routing fungsi untuk memiih jalur terbaik menuju network tujuan.

IP Routing
IP Routing adalah proses memindahkan paket dari satu network ke network lain menggunakan layer 3 yaitu router. Sebuah hal penting untuk dimengerti, karena menyangkut bagaimana router dan konfigurasi yang menggunakan IP. Menentukan jalur terbaik. Forwarding packet melalu sebuah jalur.

Aturan Umum Routing
- Router hanya akan menggunakan jalur dengan jangkauan “next hops”
- Router akan menggunakan jalur terbaik.


Konfigurasi Routing Static
Dari topologi diatas kita akan melakukan konfigurasi routing static

- Pertama memberikan IP address pada tiap serial port yang terhubung dirouter langkahnya seperti ini:

   Konfigurasi Pada Router2:
R1(config)#int se0/0/0
R1(config-if)#ip add 10.10.10.2 255.255.255.0
R1(config-if)#no shut
R1(config)#int fa0/0
R1(config-if)#ip add 192.168.1.3 255.255.255.0
R1(config-if)#no shut

   Konfigurasi Pada Router2:
R2(config)#int se0/0/1
R2(config-if)#ip add 11.11.11.2 255.255.255.0
R2(config-if)#no shut
R2(config)#int fa0/0
R2(config-if)#ip add 192.168.2.3 255.255.255.0
R2(config-if)#no shut

    Konfigurasi Pada Router3:
R3(config)#int se0/1/0
R3(config-if)#ip add 12.12.12.2 255.255.255.0
R3(config-if)#no shut
R3(config)#int fa0/0
R3(config-if)#ip add 192.168.3.3 255.255.255.0
R3(config-if)#no shut

   Konfigurasi Pada Router4:
R4(config)#int se0/0/0
R4(config-if)#ip add 10.10.10.1 255.255.255.0
R4(config-if)#no shut
R4(config)#int se0/0/1
R4(config-if)#ip add 11.11.11.1 255.255.255.0
R4(config-if)#no shut
R4(config)#int se0/1/0
R4(config-if)#ip add 12.12.12.1 255.255.255.0
R4(config-if)#no shut

- Selanjutnya kita berikan IP address pada ethernet port yang ada di Router4 dengan langkah seperti ini:
R4(config)#int fa0/0
R4(config-if)#ip add 172.16.1.1 255.255.255.0
R4(config-if)#no shut

- Setelah itu kita konfigurasikan routing static pada tiap router yang ada dengan langkah sebagai berikut:
   Konfigurasi Routing Static Pada Router1
R1(config)#ip route 11.11.11.0 255.255.255.0 10.10.10.1
R1(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 10.10.10.1
R1(config)#ip route 12.12.12.0 255.255.255.0 10.10.10.1
R1(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 10.10.10.1
R1(config)#ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 10.10.10.1

    Konfigurasi Routing Static Pada R2
R2(config)#ip route 10.10.10.0 255.255.255.0 11.11.11.1
R2(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 11.11.11.1
R2(config)#ip route 12.12.12.0 255.255.255.0 11.11.11.1
R2(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 11.11.11.1
R2(config)#ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 11.11.11.1


Konfigurasi Routing Static Pada Router3
R3(config)#ip route 10.10.10.0 255.255.255.0 12.12.12.1
R3(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 12.12.12.1
R3(config)#ip route 11.11.11.0 255.255.255.0 12.12.12.1
R3(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 12.12.12.1
R3(config)#ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 12.12.12.1

Konfigurasi Routing Static Pada Router4
R4(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 10.10.10.2
R4(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 11.11.11.2
R4(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 12.12.12.2

- Langkah selanjutnya memasukan IP padaPC dan Server yang trsedia:
Pada PC-1
IP Address  : 192.168.1.4
Netmask     :  255.255.255.0
Gateway     : 192.168.1.3

Pada PC-2
IP Address  : 192.168.2.4
Netmask     :  255.255.255.0
Gateway     : 192.168.2.3
Pada PC-3
IP Address  : 192.168.3.4
Netmask     :  255.255.255.0
Gateway     : 192.168.3.3
Pada Server
IP Address  : 172.16.1.2Netmask     :  255.255.0.0
Gateway     : 172.16.1.1

- Selanjutnya untuk menyimpan hasil konfigurasi pada router diatas ketikkan perintah:
R1#copy running-config startup-config
R2#copy running-config startup-config
R3#copy running-config startup-config
R4#copy running-config startup-config

ATAU

R1#wr
R2#wr
R3#wr
R4#wr


- Jika ingin melihat Verificationnya ketikkan perintah:
Router#show ip route
Router#show ip route static
Router#show ip protocols

Demikanlah sedikit pelajaran yang  dapat saya berikan pada saat ini semoga saja bermanfaat yah untuk kalian semua. Selamat mencoba kawan-kawan semoga berhasil yaa. Wassalamualaikum Wr.Wb
06.53   Posted by Unknown in with No comments
Read More

Rabu, 24 Agustus 2016

Melakukan EtherChannel Pada Cisco Packet Tracer

    Assalamualaikum Wr.Wb. Hai teman-teman kali ini saya akan posting tentang bagaimana cara konfigurasi Etherchannel pada Cisco Packet Tracer, agar lebih jelasnya simak penjelasan berikut.
EtherChannel
    Etherchannel adalah suatu teknologi trunking yang digunakan oleh switch Cisco catalyst dimana sejumlah fisikal port pada device digabung menjadi satu jalur logika dalam satu buah port group. fungsinya untuk meningkatkan kecepatan koneksi antar switch, router ataupun server dan jika salah satu port/jalur rusak maka port group akan tetap bekerja menggunakan jalur / port lain.
   Etherchannel dapat dikonfigurasikan dengan dua hingga delapan active Fast Ethernet, Gigabit Ethernet atau 10 Gigabit Ethernet port. Jadi jika menggunakan 8 jalur/port bisa menghasilkan kecepatan 800 Mbit/s, 8 Gbit/s atau 80 Gbit/s.
    Etherchannel atau link aggregation merupakan mengumpulkan lebih dari 1 link menjadi 1 link virtual. Ini sering digunakan untuk melakukan “bundling” suatu interface baik di switch maupun ethernet untuk memperbesar kapasitas dari link atau interface tersebut. Protokol yang sering digunakan dalam hal ini adalah lacp (Link Aggregation Control Protocol) Link aggregation dapat dilakukan pada ethernet sesuai dengan sistem operasi yang digunakan. misalkan kita ingin menggambungkan 2 NIC dengan kapasitas 100Mbps menjadi 200 Mbps dengan melakukan agregasi terhadap interface tersebut kemudian dihubungkan ke suatu manageble switch yang support agregasi.

Protokol yang berkaitan dengan EtherChannel
•          Link Aggregation Control Protocol (LACP)
   Link Aggregation Control Protocol merupakan bagian dari spesifikasi IEEE 802.3ad yang mengijinkan pengguna untuk menggabungkan beberapa port fisikal bersama menjadi sebuah channel logical tunggal.
•          Port Aggregation Protocol (PAgP)
   PAgP membantu pada pembuatan otomatis dari link Etherchannel. Paket PAgP dikirim di antara port yang bisa Etherchannel dalam tujuan untuk negosiasi formasi dari channel.
Keuntungan menggunakan EtherChannel
   Menggunakan EtherChannel memiliki banyak keuntungan, dan mungkin aspek yang paling diinginkan adalah bandwidth. Menggunakan maksimum 8 port aktif total bandwidth 800 Mbit / s, 8 Gbit / s atau 80 Gbit / s sangat memungkinkan tergantung pada kecepatan port. Hal ini dapat digunakan dengan Ethernet yang berjalan pada kabel twisted pair, single-mode dan serat multimode.
   Karena EtherChannel mengambil keuntungan dari kabel yang ada membuatnya sangat scalable. Hal ini dapat digunakan di semua tingkat jaringan untuk membuat link bandwidth yang lebih tinggi sebagai lalu lintas kebutuhan peningkatan jaringan. Semua switch Cisco memiliki kemampuan untuk mendukung EtherChannel. Ketika sebuah EtherChannel dikonfigurasi semua adapter yang merupakan bagian dari saluran berbagi Layer 2 yang sama (MAC). Hal ini membuat EtherChannel transparan untuk aplikasi jaringan dan pengguna karena mereka hanya melihat satu koneksi logis.
   Agregat EtherChannel lalu lintas di semua port aktif tersedia dalam saluran. Port yang dipilih menggunakan algoritma Cisco-proprietary hash, berdasarkan alamat sumber atau tujuan MAC, alamat IP atau TCP dan UDP nomor port. Fungsi hash memberikan angka antara 0 dan 7.
   Etherchannels dapat juga dikonfigurasi sebagai trunk VLAN. Jika ada link tunggal dari sebuah EtherChannel dikonfigurasi sebagai trunk VLAN maka EtherChannel keseluruhan akan bertindak sebagai VLAN trunk. Cisco ISL, VTP dan IEEE 802.1Q kompatibel dengan EtherChannel.
Keterbatasan EtherChannel
   Keterbatasan EtherChannel adalah bahwa semua port fisik pada kelompok agregasiharus berada pada switch yang sama kecuali dalam kasus switch stack, di mana mereka dapat berada pada switch yang berbeda pada stack. Avaya SMLT protokolmenghilangkan keterbatasan ini dengan membiarkan port fisik untuk dibagi antara dua switch dalam konfigurasi segitiga atau 4 atau lebih switch dalam konfigurasi mesh.Sistem Switching Virtual Cisco memungkinkan penciptaan Etherchannel Multichassis(MEC) yang mirip dengan protokol DMLT memungkinkan port yang akan dikumpulkanterhadap chassis fisik yang berbeda yang membentuk entitas “saklar virtual” tunggal.
Komponen EtherChannel
EtherChannel terdiri dari elemen-elemen utama yaitu sebagai berikut:
   Ethernet link – EtherChannel bekerja atas link yang didefinisikan oleh standar IEEE 802.3, termasuk semua sub-standar. Semua link dalam EtherChannel tunggal harus memmiliki kecepatan yang sama.
Compatible hardware – Seluruh baris dari Cisco Catalyst switch serta CiscoEtherChannel yang berbasis software IOS router. Konfigurasi EtherChannel antara switch dan komputer akan memerlukan kartu antarmuka jaringan khusus (NIC).
Configuration – Sebuah EtherChannel harus dikonfigurasi menggunakan Cisco IOS pada switch dan router, dan menggunakan driver khusus saat menghubungkan ke server. Ada dua cara utama untuk mengatur sebuah EtherChannel. Yang pertama adalah secara manual memberikan perintah pada setiap port perangkat yang merupakan bagian dari EtherChannel tersebut. Hal ini harus dilakukan untuk port yang sesuai di kedua sisi EtherChannel tersebut. Cara kedua adalah menggunakan Cisco Port Aggregation Protocol (PAgP) untuk agregasi otomatis ke port Ethernet.
Berikut ini langkah configurasi EtherChannel dengan 2 cara yaitu dengan  PAgP dan topologi seperti ini:


Konfigurasi dengan PAgP
- Pertama kita konfigurasi terlebih dahulu channel pada Switch1 dengan mode "Desirable" perintah seperti ini:
SW1(config)#interface fa0/13
SW1(config‐if)#channel‐group 1 mode desirable
SW1(config)#interface fa0/14
SW1(config‐if)#channel‐group 1 mode desirable

- Kemudian Konfigurasi channel pada Switch2 dengan modenya "auto" perintah seperti ini:
SW2config)#interface fa0/13
SW2(config‐if)#channel‐group 1 mode auto
SW2(config)#interface fa0/14
SW2(config‐if)#channel‐group 1 mode auto

- Selanjutnya kita mengubah mode menjadi "Trunk" pada channel yang sudah kita buat tadi perintahnya seperti ini:
  • Pada Switch1
SW1(config)#interface port‐channel 1
SW1(config‐if)#switchport mode trunk
  • Pada Switch2
SW2(config)#interface port‐channel 1
SW2(config‐if)#switchport mode trunk

- Untuk melihat status etherchanel yang kita sudah buat tadi ketikkan perintah:
SW1#show etherchannel

 Konfigurasi Dengan LACP
- Pertama kita konfigurasi channel-group pada Switch1 dengan mode "active". Perintahnnya seperti berikut:
SW1(config)#interface fa0/13
SW1(config‐if)#channel‐group 1 mode active
SW1(config)#interface fa0/14
SW1(config‐if)#channel‐group 1 mode active

- Selanjutnya pada Switch2 kita buat mode channel-groupnya dengan "passive" seperti berikut:
SW2(config)#interface fa0/13
SW2(config‐if)#channel‐group 1 mode passive
SW2(config)#interface fa0/14
SW2(config‐if)#channel‐group 1 mode passive

- Langkah terakhir kita ganti mode port-channel dengan mode "trunk" agar kedua switch dapat terhubung.
    Pada Switch1:
SW1(config)#interface port‐channel 1
SW1(config‐if)#switchport mode trunk
   Pada Switch2:
SW2(config)#interface port‐channel 1
SW2(config‐if)#switchport mode trunk
 
Referensi:
 
Sekian ini saja yg dapat saya bisa sampaikan , sedikit penjelasan tentang EtherChannel yang dapat saya berikan, Selamat mencoba semoga berhasil. Wassalamualaikum Wr.Wb..
 
18.25   Posted by Unknown in with No comments
Read More

Selasa, 23 Agustus 2016


    Assalamualaikum Wr.Wb Hay Sobat kali ini saya akan posting bagaimana cara konfigurasi VLAN Routing pada Cisco Packet Tracer, agar lebih jelasnya simak penjelasan berikut:
Pengertian VLAN
    Virtual LAN atau disingkat VLAN merupakan sekelompok perangkat pada satu LAN atau lebih yang dikonfigurasikan (menggunakan perangkat lunak pengelolaan) sehingga dapat berkomunikasi seperti halnya bila perangkat tersebut terhubung ke jalur yang sama, padahal sebenarnya perangkat tersebut berada pada sejumlah segmen LAN yang berbeda. Vlan dibuat dengan menggunakan jaringan pihak ke tiga. VLAN merupakan sebuah bagian kecil jaringan IP yang terpisah secara logik. VLAN memungkinkan beberapa jaringan IP dan jaringan-jaringan kecil (subnet) berada dalam jaringan switched switched yang sama. Agar computer bisa berkomunikasi pada VLAN yang sama, setiap computer harus memiliki sebuah alamat IP dan Subnet Mask yang sesuai dengan VLAN tersebut. Switch harus dikonfigurasi dengan VLAN dan setiap port dalam VLAN harus didaftarkan ke VLAN. Sebuah port switch yang telah dikonfigurasi dengan sebuah VLAN tunggal disebut sebagai access port.
Sebuah VLAN memungkinkan seorang Administrator untuk menciptakan sekelompok peralatan yang secara logic dihubungkan satu sama lain. Dengan VLAN, kita dapat membagi jaringan switch secara logik berdasarkan fungsi, departemen atau project team .

Penerapan sebuah teknologi VLAN memungkinkan sebuah jaringan menjadi lebih fleksibel untuk mendukung tujuan bisnis. Berikut ini beberapa keuntungan menggunakan VLAN:

Security– Departemen yang memiliki data sensitive terpisah dari jaringan yang ada, akan mengurangi peluang pelanggaran akses ke informasi rahasia dan penting.
 Cost reduction – Penghematan biaya dihasilkan dari tidak diperlukannya biaya yang mahal untuk upgrades jaringan dan efisiensi penggunaan bandwidth dan uplink yang tersedia.
 Higher performance – Dengan membagi jaringan layer 2 menjadi beberapa worksgroup secara logik (broadcast domain) mengurangi trafik yang tidak diperlukan pada jaringan dan meningkatkan performa.kjk
 Broadcast storm mitigation – Dengan membagi sebuah jaringan menjadi VLAN mengurangi jumlah peralatan yang berpartisipasi dalam broadcast storm.
 Improved IT staff efficiency – Dengan VLAN pengelolaan jaringan lebih mudah, karena user-user dengan kebutuhan jaringan yang sama berbagi VLAN yang sama.
 Simpler project or application management – Memiliki fungsi-fungsi terpisah mempermudah pengelolaan sebuah project atau bekerja dengan aplikasi khusus.
Konfigurasi VLAN Routing 
- Sebelum konfigurasi VLAN Routing kita buat terlebih dahulu topologinya dan disini saya menggunakan topologi dengan 2 switch dan 2 PC seperti ini:
 
- Langkah selanjutnya kita beri nama pada tiap vlan yang sudah tertera pada topologi di atas yaitu VLAN 10 dan VLAN 20 beri nama vlan pada tiap switch, langkahnya seperti berikut:
  • Pada Switch1:
     
  • Pada Switch2:
      
- Setelah nama vlan sdah jadi langkah selanjutnya beri alamat IP pada tiap-tiap PC yang ada seperti ini:
Pemberian IP pada PC1
Pemberian IP pada PC2
Pemberian IP pada PC3
Pemberian IP ada PC4
- Setelah alamat IP pada PC sudah jadi selanjutnya kita beri mode access pada interface tiap-tiap VLAN di switch1 dan switch2 adapun langkahnya seperti ini:
  • Pada Switch1:
  • Pada Swicth2:
- Setelah itu coba tes komunikasi antara PC1 ke PC3 jika masih belum bisa berarti kita harus memberikan mode "trunk" pada port 0/24 (port antara switch dan switch) agar antara PC1 dan PC3 bisa melakukan komunikasi. Adapun langkahnya sebagai berikut:
  • Pada Switch1:
  • Pada Switch2:
- Jika sudah jadi PC1 dan PC3 bisa berkomunikasi akan tetapi PC1 dan PC2 tidak bisa berkomunikasi. Agar bisa langkah selanjutnya kita konfigurasi pada router yang telah ada pada topologi tad agar antara Router dan semua PC bisa melakukan komunikasi. Langkahnya seperti ini:
- Selesai sudah konfigurasi VLAN Routing pada cisco packet tracer dan semua perangkatdapat berkomunikasi.
   Demikianlah sedikt penjelasan yang dapat saya berikan saat ini, Selamat mencoba Semoga berhasil Wassalamualaikum Wr.Wb...
07.27   Posted by Unknown in with No comments
Read More

Senin, 22 Agustus 2016

membuat topologi jaringan menggunakan cisco packet tracer

A. Latar Belakang
Cisco Packet Tracer adalah program e-learning buatan Cisco yang akan mensimulasi jaringan komputer yang sebelumnya telah di design dan dikonfigurasi oleh pengguna. Simulasi workstation, server, router dan perangkat jaringan lainnya dibuat sangat mirip dengan aslinya. Sehingga kita bisa belajar jaringan komputer melalui simulasi program ini saja, tidak perlu biaya mahal untuk membeli komputer yang banyak untuk melakukan rekayasa yang kita inginkan. Tentu ini sangat menghemat biaya. Selain itu, dengan Cisco Packet Tracer, kita dapat mempelajari seluk beluk jaringan yang standar, tapi sangat mendalam. Bahkan isi PDU pada sebuah paket pada interval waktu tertentu bisa kita lihat dan pelajari, hal yang susah untuk dilakukan dengan menggunakan perangkat jaringan asli sekalipun.
Pada kesempatan kali ini, saya akan membagi sedikit pengalaman ketika saya menggunakan Cisco Packet Tracer ini. Semua telah saya buat dalam bentuk tutorial dan dibundel dalam satu file PDF untuk dicoba prakteknya. Asumsinya adalah anda telah memiliki perangkat lunak Cisco Packet Tracer-nya dan telah terinstall dengan baik di PC anda. Sasaran pembaca dalam file PDF adalah para pemula yang senang dengan Computer Network (jaringan komputer), tau dasar-dasar operasional Cisco Packet Tracer-nya, tapi masih belum begitu familiar dengan panel-panel pada programnya.
B. Tujuan
1. Membuat Topologi Jaringan
2. Mensimulasikan Topologi Jaringan menggunakan Software Cisco Packet treaser
C. Dasar Teori
Cisco Packet Tracer merupakan program simulasi jaringan yang powerfull dan cara penggunaannya pun cukup mudah. Dengan software Cisco Packet Tracer, anda bisa mendesain dan merancang suatu bentuk jaringan. Bukan hanya sekedar jaringan lokal, tapi bisa mencakup hingga WAN. Dengan adanya software ini, diharapkan para pelajar dapat mendesain suatu topologi jaringan tanpa harus membeli perangkatnya secara langsung yang notabene harganya mahal.
Cisco Packet Tracer adalah program e-learning buatan Cisco yang akan mensimulasi jaringan komputer yang sebelumnya telah di design dan dikonfigurasi oleh pengguna. Simulasi workstation, server, router dan perangkat jaringan lainnya dibuat sangat mirip dengan aslinya. Sehingga kita bisa belajar jaringan komputer melalui simulasi program ini saja, tidak perlu biaya mahal untuk membeli komputer yang banyak untuk melakukan rekayasa yang kita inginkan. Tentu ini sangat menghemat biaya. Selain itu, dengan Cisco Packet Tracer, kita dapat mempelajari seluk beluk jaringan yang standar, tapi sangat mendalam. Bahkan isi PDU pada sebuah paket pada interval waktu tertentu bisa kita lihat dan pelajari, hal yang susah untuk dilakukan dengan menggunakan perangkat jaringan asli sekalipun.
Pada kesempatan kali ini, saya akan membagi sedikit pengalaman ketika saya menggunakan Cisco Packet Tracer ini. Semua telah saya buat dalam bentuk tutorial dan dibundel dalam satu file PDF untuk dicoba prakteknya. Asumsinya adalah anda telah memiliki perangkat lunak Cisco Packet Tracer-nya dan telah terinstall dengan baik di PC anda. Sasaran pembaca dalam file PDF adalah para pemula yang senang dengan Computer Network (jaringan komputer), tau dasar-dasar operasional Cisco Packet Tracer-nya, tapi masih belum begitu familiar dengan panel-panel pada programnya.
D. Membuat Topologi Jaringan Menggunakan Cisco Packet Treaser
Berikut merupakan hasil praktikum terhadap pembuatan Topologi Jaringan Menggunakan Cisco Packet Treaser. Pertama, menghubungkan beberapa  PC terhadap HUB. Pada menu kita pilih sejumlah PC yang telah dilakukan penetapan IP adress. Kemudian kita hubungkan PC terhadap sebuah HUB dengan menggunakan kabel straight.

Kedua, menghubungkan beberapa PC terhadap switch. Pada menu kita pilih sejumlah PC yang telah dilakukan penetapan IP adress. Kemudian kita hubungkan PC terhadap sebuah switch dengan menggunakan kabel straight. Perbedaan antara HUB dan switch terlihat jelas pada simulasi behwa HUB akan mengirimkan data kepada seluruh PC yang terhubung, walaupun sebelumnya data tersebut telah tertuju. Sedangkan penggunaan Switch terlihat lebih melakukan penyaringan, dimana pengiriman data yang tertuju akan terkirim hanya pada PC yang ditarget.Ketiga, beberapa PC dihubungkan dengan Switch berkombinasi dengan HUB secara terintegrasi. Dimana pada menu kita pilih sejumlah PC yang telah dilakukan penetapan IP adress. Kemudian kita hubungkan PC terhadap sebuah switch dengan menggunakan kabel straight dan menghubungkan sejumlah PC terhadap HUB. Perbedaan antara HUB dan switch terlihat jelas pada simulasi behwa HUB akan mengirimkan data kepada seluruh PC yang terhubung, walaupun sebelumnya data tersebut telah tertuju. Sedangkan penggunaan Switch terlihat lebih melakukan penyaringan, dimana pengiriman data yang tertuju akan terkirim hanya pada PC yang ditarget.
 
4. Kombinasi yang kompleks dari kumpulan PC yang terhubung dalam kesatuan LAN terhadap switch. Sebuah PC akan melakukan pengiriman dan penyaringan data yang melalui switch.
Referensi : http://casrudin7.blogspot.co.id/2013/02/membuat-topologi-jaringan-menggunakan.html

 

06.58   Posted by Unknown in with No comments
Read More

Materi VLSM


Cara Cepat Menghitung IP Address Menggunakan VLSM

      VLSM (Variabel Length Subnet Mask) adalah suatu teknik untuk mengurangi jumlah alamat IP yang terbuang. kita dapat memberi suatu subnet ke seseorang, dan dia dapat lebih lanjut membagi lebih lanjut membagi subnet ke dalam beberapa subnets. Oleh karena lebar dari subnet akan diperkecil, maka disebut dengan Variable Subnet Length Mask(VLSM).

      Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP Address berkelas.

Berikut contoh penyeleaian kasusnya :

1.  Ruang Utama 1000 host   
       Disini dibutuhkan 1000 host yang akan terhubung dengan internet ,untuk  mendapat 1000 host atau lebih perhatikan tabel diatas. Karena yang  dibutuhkan1000 maka cari hasil pemangkatan 1000 or  >= 1000 host.  dari tabel diatas yang sesuai dengan kebutuhan host yang dibutuhkan  gunakan 2^10 = 1024  dan subnet mask 255.255.252.0.
Untuk mencari nilai ip range seperti dibawah ini :

255.255.255.255 
255.255.252.    0   _ 
    0.    0.    3.255

Dan untuk mengetahui IP broadcastnya yakni hasil dari pengurangan diatas ditambah dengan ip network

172. 16.  0.    0
    0.   0.  3.255  +
172. 16.  3.255

Network         : 172.16.0.0/22
IP Pertama    : 172.16.0.1
IP Terakhir    : 172.16.3.254
IP Broadcast : 172.16.3.255
Subnet Mask : 255.255.252.0
2. Ruang Kedua 500 host
       Untuk Ruangan Kedua host  yang dibutuhkan or komputer yang bisa  terhubung dengan internet sebayak 500 komputer. Untuk mendapatkan 500  host atau lebih maka kita cari pemangkatan yang menghasilkan Host 500  atau lebih. dari tabel diatas yang menghasilkan 500 host >=500 host 
yang sesuai dengan kebutuhan host yang digunakan 2^9= 512 dan subnet mask 255.255.254.0.
Untuk mencari nilai ip range seperti dibawah ini :
255.255.255.255
255.255.254.    0   _
    0.    0.    1.255
    Dan untuk mengetahui IP broadcastnya yakni hasil dari pengurangan diatas ditambah dengan ip network

172. 16.  4.    0
 
   0.   0.  1.255  +
172. 16.  5.255

Network           : 172. 16. 4. 0/23
IP Pertama     : 172.16. 4.1
IP Terakhir      : 172.16. 5.254
IP Broadcast  : 172.16.5. 255 
          Subnet Mask : 255.255.254.0 

3. Ruang Server 100 Host
       Nah sekarang untuk Ruang ke 3 yang membutuhkan 100 host,  maka konsep
perhitungan kita gunakan konsep kelas C atau bermain pada Oktet ke 4. Untuk mendapatkan 100  host atau lebih maka kita cari pemangkatan yang menghasilkan Host 100  atau lebih. dari tabel diatas yang menghasilkan 100 host >=100 host  yang sesuai dengan kebutuhan host yang digunakan 2^7= 128 dan subnet mask 255.255.255.127
Untuk mencari nilai ip range seperti dibawah ini :
255.255.255.255
255.255.255.128   _
    0.    0.    0.127
    Dan untuk mengetahui IP broadcastnya yakni hasil dari pengurangan diatas ditambah dengan ip network

172. 16.  6.    0
 
   0.   0.  0.127  +
172. 16.  6.127         
Network          : 172.16. 6 . 0/25
IP Pertama       : 172.16. 6 . 1       
IP Terakhir       : 172.16. 6 . 126        
IP Broadcast : 172.16 .6 .127             
Subnet Mask : 255.255.255.128
4.  Ruang Server 2 Host
    
Network          : 172.16. 6. 128/30            
IP Pertama     : 172.16. 6. 129
IP Terakhir     : 172.16.6. 130           
IP Broadcast  : 172.16.6.131           
Subnet Mask : 255.255.255.252
 
Sumber: http://endahsari09.blogspot.co.id/2015/09/materi-vlsm.html Diposkan oleh Alfa Louis Waimuri di 03.33 Label: BLC TELKOM 0 komentar: Poskan Komentar Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Contact statistics Sparkline 346 Total Thread : 325 Total Post : 103 Google Plus Facebook Twitter Share this Post Blog Archive ▼ 2016 (51) ▼ Agustus (20) membuat topologi jaringan menggunakan cisco packet... Materi VLSM IP Addressing dan Subnetting untuk Pengguna Baru Materi Tentang Subnetting Cara Membuat VM (Virtual Machine) di Proxmox Cara Konversi Bilangan Desimal, Biner, Oktal & Hek... Mengenal Macam-Macam Sertifikasi Cisco 100 PERINTAH DASAR LINUX Tutorial Cara mengkonfigurasi setelah mengistall D... Tutorial Mudah Cara Menginstall Debian 8.5 di Prox... Step by Step Installasi ProxMox 3.2 untuk membuat ... Cara Membajak/Hack Login Hotspot Mikrotik & Wifi.i... 4 Cara Menjalankan Aplikasi Windows di Linux Configurasi Dasar Mikrotik ( Dhcp Client ) SETTING RADIO UBIQUITY POINT TO POINT Info 10 Tools Favorit yg Sering Digunakan Para Hac... Daftar Situs Hacker Terkenal 5 hacker TerkenAL kRIMINAL SEPANJANG MASA 10 HACKER TERKENAL DI DUNIA 4 Cara Menjalankan Aplikasi Windows di Linux ► Juli (31) Labels BLC TELKOM Materi Belajar Pripadi Popular Posts Tutorial Mudah Cara Menginstall Debian 8.5 di Proxmox Debian Mikrotik Cisco Foto BLC Another Video Pada kesempatan kali ini saya akan mengepost cara menginstall debian di Proxmox ... Instal Transparan Swar Tema pada Ubuntu / Linux Mint (GTK3 / 2) Instal Transparan Swar Tema pada Ubuntu 12.04 Precise / Ubuntu 11.10 Oneiric / 11.04 Natty / 10.10 Maverick / 10.04 Lucid / Linux Mi... Langkah-Langkah Terbaru Cara Membuat Blog Langkah-Langkah Terbaru Cara Membuat Blog Posted by Langkahe Membuat Blogo Senin, 27 Januari 2014 0 komentar Membuat blog sebe... Tutorial Cara mengkonfigurasi setelah mengistall Debian 8.5 Lengkap (Part 2) 18 Juli 2016 Pada kesempatan kali ini saya akan membahas lebih dalam tentang Cara mengkonfigurasi setelah mengistall debian. posting diba... Cara Install Apache, MySQL, PHP, dan PHP My Admin di Linux Ubuntu Pada postingan kali ini saya akan berbagi cara install apache, mysqli, php, dan phpmyadmin di linux ubuntu. gak usah basa basi, ... Langkah cara membuat atau bikin email di Gmail (mail.google) admin February 25, 2013 Internet 423 Comments 12,500 Views Jika dulu pernah membuat artikel tentang cara membuat email di... Cara Membuat Website Dengan CMS Joomla Eko Purnomo 2/04/2015 Tutorial Website Setelah ocPortal dan Wordpress , kini giliran kita bel... Configurasi Dasar Mikrotik ( Dhcp Client ) Topologi Peralatan : Gambar Topologi ( terserah yang penting simple ) Siapkan Laptop... Hacker|Creative Simple Blog - share about Game, Trick, Software, Hacking ... Merubah Window Linux Mint 10 Menjadi Transparan Halo sobat-sobat Linuxer ane pengen bagi-bagi tips nih buat ngoprek tampilan Linux kita biar lebih mantap. Kali ini ane praktekkin di Lin... Blogger templates Blogroll Beranda Beranda Blog Archive ▼ 2016 (51) ▼ Agustus (20) membuat topologi jaringan menggunakan cisco packet... Materi VLSM IP Addressing dan Subnetting untuk Pengguna Baru Materi Tentang Subnetting Cara Membuat VM (Virtual Machine) di Proxmox Cara Konversi Bilangan Desimal, Biner, Oktal & Hek... Mengenal Macam-Macam Sertifikasi Cisco 100 PERINTAH DASAR LINUX Tutorial Cara mengkonfigurasi setelah mengistall D... Tutorial Mudah Cara Menginstall Debian 8.5 di Prox... Step by Step Installasi ProxMox 3.2 untuk membuat ... Cara Membajak/Hack Login Hotspot Mikrotik & Wifi.i... 4 Cara Menjalankan Aplikasi Windows di Linux Configurasi Dasar Mikrotik ( Dhcp Client ) SETTING RADIO UBIQUITY POINT TO POINT Info 10 Tools Favorit yg Sering Digunakan Para Hac... Daftar Situs Hacker Terkenal 5 hacker TerkenAL kRIMINAL SEPANJANG MASA 10 HACKER TERKENAL DI DUNIA 4 Cara Menjalankan Aplikasi Windows di Linux ► Juli (31) Labels BLC TELKOM Materi Belajar Pripadi Categories BLC TELKOM Materi Belajar Pripadi Blogger templates Blogger news
06.56   Posted by Unknown in with No comments
Read More

IP Addressing dan Subnetting untuk Pengguna Baru

Memahami Alamat IP 

Assalamu'alaikum Wr.Wb
 Sebuah alamat IP adalah alamat yang digunakan untuk mengidentifikasi perangkat pada jaringan IP. alamat terdiri dari 32 bit biner, yang dapat dibagi menjadi bagian jaringan dan bagian host dengan bantuan subnet mask. 32 bit biner dibagi menjadi empat oktet (1 oktet = 8 bit). Setiap oktet dikonversi ke desimal dan dipisahkan oleh titik (dot). Untuk alasan ini, alamat IP dikatakan dinyatakan dalam format desimal bertitik (misalnya, 172.16.81.100). Nilai dalam setiap oktet berkisar dari 0 sampai 255 desimal, atau 00000000-11111111 biner.
Berikut adalah cara biner oktet dikonversi ke desimal:.. Hak paling sedikit, atau bit paling signifikan, dari oktet memegang nilai 2 0 Bit hanya di sebelah kiri yang memegang nilai 2 1 ini berlanjut sampai kiri yang paling sedikit, atau bit yang paling signifikan, yang memegang nilai 2 7 Jadi jika semua bit biner adalah salah satu yang, setara desimal akan 255 seperti yang ditunjukkan di sini.:
  1 1 1 1 1 1 1 1
   64 32 16 128 8 4 2 1 (128 + 64 + 32 + 16 + 8 + 4 + 2 + 1 = 255) 
Berikut adalah contoh konversi oktet jika tidak semua bit diatur ke 1.
  0 1 0 0 0 0 0 1
   64 0 0 0 0 0 0 1 (0 + 64 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 1 = 65) 
Dan sampel ini menunjukkan alamat IP binary dan desimal.
  10. 1. 23. 19 (desimal)
   00001010.00000001.00010111.00010011 (biner) 
oktet ini dipecah untuk menyediakan skema pengalamatan yang dapat mengakomodasi jaringan besar dan kecil. Ada lima kelas yang berbeda dari jaringan, A sampai E. Dokumen ini berfokus pada kelas A ke C, karena kelas D dan E dicadangkan dan diskusi dari mereka adalah di luar lingkup dokumen ini.
Catatan: Perlu diketahui juga bahwa istilah "Kelas A, Kelas B" dan seterusnya digunakan dalam dokumen ini untuk membantu memfasilitasi pemahaman pengalamatan IP dan subnetting. Istilah-istilah ini jarang digunakan dalam industri lagi karena pengenalan tanpa kelas interdomain routing (CIDR) .
Diberikan alamat IP, kelasnya dapat ditentukan dari tiga high-order bit (tiga kiri-paling bit pada oktet pertama). Gambar 1 menunjukkan signifikansi dalam tiga urutan bit tinggi dan kisaran alamat yang jatuh ke dalam masing-masing kelas. Untuk tujuan informasi, Kelas D dan Kelas E alamat juga ditampilkan.
Gambar 1

Di Kelas A alamat, oktet pertama adalah bagian jaringan, sehingga Kelas A contoh pada Gambar 1 memiliki alamat jaringan utama 1.0.0.0 - 127.255.255.255. Oktet 2, 3, dan 4 (24 bit berikutnya) adalah untuk manajer jaringan untuk membagi menjadi subnet dan host karena ia / dia melihat cocok. alamat kelas A digunakan untuk jaringan yang memiliki lebih dari 65.536 host (sebenarnya sampai 16777214 host!).
Dalam sebuah alamat Kelas B, dua oktet pertama adalah bagian jaringan, sehingga contoh Kelas B di Gambar 1 memiliki alamat jaringan utama 128.0.0.0 - 191.255.255.255. Oktet 3 dan 4 (16 bit) adalah untuk subnet lokal dan host. alamat kelas B digunakan untuk jaringan yang memiliki antara 256 dan 65.534 host.
Dalam sebuah alamat Kelas C, tiga oktet pertama adalah bagian jaringan. Kelas C misalnya di Gambar 1 memiliki alamat jaringan utama 192.0.0.0 - 223.255.255.255. Oktet 4 (8 bit) adalah untuk subnet lokal dan host - sempurna untuk jaringan dengan kurang dari 254 host.

Masker jaringan

Sebuah topeng jaringan membantu Anda mengetahui bagian mana dari alamat mengidentifikasi jaringan dan bagian mana dari alamat mengidentifikasi node. Kelas A, jaringan B, dan C memiliki masker default, juga dikenal sebagai masker alami, seperti yang ditunjukkan di sini:
  Kelas A: 255.0.0.0
 Kelas B: 255.255.0.0
 Kelas C: 255.255.255.0 
Alamat IP pada kelas A jaringan yang belum subnet akan memiliki alamat / mask pasangan mirip dengan: 8.20.15.1 255.0.0.0. Dalam rangka untuk melihat bagaimana topeng membantu Anda mengidentifikasi jaringan dan simpul bagian dari alamat, mengkonversi alamat dan masker untuk bilangan biner.
  8.20.15.1 = 00001000.00010100.00001111.00000001
 255.0.0.0 = 11111111.00000000.00000000.00000000 
Setelah Anda memiliki alamat dan mask diwakili dalam biner, maka identifikasi jaringan dan host ID lebih mudah. Alamat bit yang telah sesuai mask bit set ke 1 mewakili ID jaringan. Alamat bit yang sesuai topeng bit diatur ke 0 mewakili node ID.
  8.20.15.1 = 00001000.00010100.00001111.00000001
 255.0.0.0 = 11111111.00000000.00000000.00000000
             -----------------------------------
              id net |  tuan id             

 netid = 00001000 = 8
 hostid = 00010100.00001111.00000001 = 20.15.1 

memahami Subnetting

Subnetting memungkinkan Anda untuk membuat beberapa jaringan logis yang ada dalam Kelas A, B, atau C jaringan tunggal. Jika Anda tidak subnet, Anda hanya dapat menggunakan satu jaringan dari Kelas A, B, atau C jaringan Anda, yang tidak realistis.
Setiap data yang menghubungkan pada jaringan harus memiliki ID jaringan yang unik, dengan setiap simpul pada link menjadi anggota jaringan yang sama. Jika Anda melanggar jaringan utama (Kelas A, B, atau C) menjadi subnetwork yang lebih kecil, memungkinkan Anda untuk membuat jaringan interkoneksi subnetwork. Setiap data link pada jaringan ini akan memiliki ID jaringan / subnetwork yang unik. Setiap perangkat, atau gateway, yang menghubungkan jaringan n / subnetwork memiliki alamat IP n yang berbeda, satu untuk setiap jaringan / subnetwork bahwa interkoneksi.
Dalam rangka untuk subnet jaringan, memperpanjang masker alami dengan beberapa bit dari host ID bagian dari alamat untuk membuat ID subnetwork. Misalnya, diberikan jaringan Kelas C dari 204.17.5.0 yang memiliki masker alami 255.255.255.0, Anda dapat membuat subnet dengan cara ini:
  204.17.5.0 - 11001100.00010001.00000101.00000000
 255.255.255.224 - 11111111.11111111.11111111.11100000
                   -------------------------- | Sub | ---- 
Dengan memperluas topeng menjadi 255.255.255.224, Anda telah mengambil tiga bit (ditandai dengan "sub") dari bagian host asli dari alamat dan menggunakan mereka untuk membuat subnet. Dengan tiga bit ini, adalah mungkin untuk menciptakan delapan subnet. Dengan lima tuan ID bit sisanya, masing-masing subnet dapat memiliki hingga 32 alamat host, 30 dari yang sebenarnya dapat ditugaskan untuk perangkat sejak ids tuan dari semua nol atau semua yang tidak diperbolehkan (sangat penting untuk diingat ini). Jadi, dengan pikiran ini, subnet ini telah diciptakan.
  204.17.5.0 255.255.255.224 rentang alamat host 1 sampai 30
 204.17.5.32 255.255.255.224 rentang alamat host 33-62
 204.17.5.64 255.255.255.224 rentang alamat host 65-94
 204.17.5.96 255.255.255.224 rentang alamat host 97-126
 204.17.5.128 255.255.255.224 rentang alamat host 129-158
 204.17.5.160 255.255.255.224 rentang alamat host 161-190
 204.17.5.192 255.255.255.224 rentang alamat host 193-222
 204.17.5.224 255.255.255.224 rentang alamat host 225-254 
Catatan: Ada dua cara untuk menunjukkan topeng ini. Pertama, karena Anda menggunakan tiga bit lebih dari "alam" Kelas C topeng, Anda dapat menunjukkan alamat ini sebagai memiliki subnet mask 3-bit. Atau, kedua, topeng 255.255.255.224 juga dapat dinyatakan sebagai / 27 karena ada 27 bit yang diatur dalam topeng. Metode kedua ini digunakan dengan CIDR . Dengan metode ini, salah satu jaringan ini dapat digambarkan dengan notasi prefix / length. Misalnya, 204.17.5.32/27 menunjukkan jaringan 204.17.5.32 255.255.255.224. Saat yang tepat, notasi prefix / length digunakan untuk menunjukkan topeng di seluruh sisa dokumen ini.
Skema jaringan subnetting di bagian ini memungkinkan untuk delapan subnet, dan jaringan mungkin muncul sebagai:
Gambar 2

Perhatikan bahwa setiap router dalam Gambar 2 melekat empat subnetwork, satu subnetwork umum untuk kedua router. Juga, setiap router memiliki alamat IP untuk setiap subnetwork yang terpasang. Setiap subnetwork berpotensi mendukung hingga 30 alamat host.
Hal ini membawa sebuah poin menarik. Semakin bit host Anda gunakan untuk subnet mask, semakin subnet yang telah tersedia. Namun, semakin banyak subnet yang tersedia, semakin sedikit alamat host yang tersedia per subnet. Misalnya, jaringan Kelas C dari 204.17.5.0 dan sebuah mask 255.255.255.224 (/ 27) memungkinkan Anda untuk memiliki delapan subnet, masing-masing dengan 32 alamat host (30 dari yang dapat ditugaskan untuk perangkat). Jika Anda menggunakan topeng 255.255.255.240 (/ 28), memecah adalah:
  204.17.5.0 - 11001100.00010001.00000101.00000000
 255.255.255.240 - 11111111.11111111.11111111.11110000
                   -------------------------- | Sub | --- 
Karena Anda sekarang memiliki empat bit untuk membuat subnet dengan, Anda hanya memiliki empat bit yang tersisa untuk alamat host. Jadi dalam hal ini Anda dapat memiliki hingga 16 subnet, masing-masing dapat memiliki hingga 16 alamat host (14 dari yang dapat ditugaskan untuk perangkat).
Lihatlah bagaimana jaringan Kelas B mungkin subnetted. Jika Anda memiliki jaringan 172.16.0.0, maka Anda tahu bahwa masker alami adalah 255.255.0.0 atau 172.16.0.0/16. Memperluas masker untuk apa pun di luar 255.255.0.0 berarti Anda subnetting. Anda dapat dengan cepat melihat bahwa Anda memiliki kemampuan untuk membuat lebih banyak subnet daripada dengan jaringan Kelas C. Jika Anda menggunakan mask 255.255.248.0 (/ 21), berapa banyak subnet dan host per subnet hal ini memungkinkan untuk?
  172.16.0.0 - 10101100.00010000.00000000.00000000
 255.255.248.0 - 11111111.11111111.11111000.00000000
                 ----------------- |  sub | ----------- 
Anda menggunakan lima bit dari bit host asli untuk subnet. Hal ini memungkinkan Anda untuk memiliki 32 subnet (2 5). Setelah menggunakan lima bit untuk subnetting, Anda yang tersisa dengan 11 bit untuk alamat host. Hal ini memungkinkan setiap subnet sehingga memiliki 2048 alamat host (2 11), 2046 yang bisa ditugaskan untuk perangkat.
Catatan: Di masa lalu, ada keterbatasan penggunaan subnet 0 (semua bit subnet akan menjadi nol) dan semua orang subnet (semua subnet bit diatur ke satu). Beberapa perangkat tidak akan mengizinkan penggunaan subnet ini. Perangkat Cisco Systems memungkinkan penggunaan subnet ini ketika ip subnet perintah nol dikonfigurasi.

contoh


Sampel Latihan 1

Sekarang bahwa Anda memiliki pemahaman tentang subnetting, menempatkan pengetahuan ini untuk digunakan. Dalam contoh ini, Anda diberikan dua kombinasi alamat / mask, ditulis dengan notasi prefix / length, yang telah ditugaskan untuk dua perangkat. Tugas Anda adalah untuk menentukan apakah perangkat ini berada di subnet yang sama atau subnet yang berbeda. Anda dapat menggunakan alamat dan topeng masing-masing perangkat untuk menentukan mana subnet milik masing-masing alamat.
  DeviceA: 172.16.17.30/20
 DeviceB: 172.16.28.15/20 
Tentukan Subnet untuk DeviceA:
  172.16.17.30 - 10101100.00010000.00010001.00011110
 255.255.240.0 - 11111111.11111111.11110000.00000000
                   ----------------- |  sub | ------------
 subnet = 10101100.00010000.00010000.00000000 = 172.16.16.0 
Melihat alamat bit yang telah sedikit masker yang sesuai diatur ke satu, dan pengaturan semua bit alamat lain ke nol (ini setara dengan melakukan logis "DAN" antara topeng dan alamat), menunjukkan Anda yang subnet milik alamat ini . Dalam hal ini, DeviceA milik subnet 172.16.16.0.
Tentukan Subnet untuk DeviceB:
  172.16.28.15 - 10101100.00010000.00011100.00001111
 255.255.240.0 - 11111111.11111111.11110000.00000000
                   ----------------- |  sub | ------------
 subnet = 10101100.00010000.00010000.00000000 = 172.16.16.0 
Dari penentuan ini, DeviceA dan DeviceB memiliki alamat yang merupakan bagian dari subnet yang sama.

Contoh Latihan 2

Mengingat C jaringan Class of 204.15.5.0/24, subnet jaringan dalam rangka menciptakan jaringan di Gambar 3 dengan persyaratan tuan ditampilkan.
Gambar 3

Melihat jaringan yang ditunjukkan pada Gambar 3 , Anda dapat melihat bahwa Anda diminta untuk membuat lima subnet. Subnet terbesar harus mendukung 28 alamat host. Apakah ini mungkin dengan jaringan Kelas C? dan jika demikian, lalu bagaimana?
Anda dapat mulai dengan melihat kebutuhan subnet. Dalam rangka untuk menciptakan lima subnet dibutuhkan Anda akan perlu menggunakan tiga bit dari Kelas C bit host. Dua bit hanya akan memungkinkan Anda empat subnet (2 2).
Karena Anda perlu tiga subnet bit, yang membuat Anda dengan lima bit untuk bagian host dari alamat. Berapa banyak host yang didukung ini? 2 5 = 32 (30 digunakan). Ini memenuhi persyaratan.
Oleh karena itu Anda telah menentukan bahwa adalah mungkin untuk membuat jaringan ini dengan jaringan Kelas C. Contoh bagaimana Anda dapat menetapkan subnetwork adalah:
  Neta: 204.15.5.0/27 tuan kisaran alamat 1 sampai 30
 netb: 204.15.5.32/27 tuan kisaran alamat 33-62
 NETC: 204.15.5.64/27 tuan kisaran alamat 65-94
 NETD: 204.15.5.96/27 tuan kisaran alamat 97-126
 Nete: 204.15.5.128/27 tuan kisaran alamat 129-158 

VLSM Contoh

Dalam semua contoh sebelumnya subnetting, perhatikan bahwa subnet mask yang sama diterapkan untuk semua subnet. Ini berarti bahwa setiap subnet memiliki jumlah yang sama dari alamat host yang tersedia. Anda dapat perlu ini dalam beberapa kasus, tetapi, dalam banyak kasus, memiliki subnet mask yang sama untuk semua subnet berakhir membuang-buang ruang alamat. Misalnya, dalam Contoh Latihan 2 bagian, jaringan kelas C dibagi menjadi delapan subnet dengan ukuran yang sama; Namun, masing-masing subnet tidak memanfaatkan semua alamat host yang tersedia, yang menghasilkan ruang alamat terbuang. Gambar 4 mengilustrasikan ruang alamat terbuang ini.
Gambar 4

Gambar 4 mengilustrasikan bahwa dari subnet yang sedang digunakan, NetA, NETC, dan NETD memiliki banyak ruang alamat host yang tidak terpakai. Ada kemungkinan bahwa ini adalah desain yang disengaja akuntansi untuk pertumbuhan di masa depan, tetapi dalam banyak kasus ini hanya sia-sia ruang alamat karena fakta bahwa subnet mask yang sama digunakan untuk semua subnet.
Variabel Length Subnet Masks (VLSM) memungkinkan Anda untuk menggunakan masker yang berbeda untuk setiap subnet, sehingga menggunakan ruang alamat efisien.

VLSM Contoh

Mengingat jaringan dan persyaratan yang sama seperti pada Contoh Latihan 2 mengembangkan skema subnetting dengan menggunakan VLSM, diberikan:
  Neta: harus mendukung 14 host
 netb: harus mendukung 28 host
 NETC: harus mendukung 2 host
 NETD: harus mendukung 7 host
 Nete: harus mendukung 28 host yang 
Tentukan apa mask memungkinkan jumlah yang diperlukan dari host.
  Neta: membutuhkan / 28 (255.255.255.240) masker untuk mendukung 14 host
 netb: membutuhkan / 27 (255.255.255.224) masker untuk mendukung 28 host
 NETC: membutuhkan / 30 (255.255.255.252) masker untuk mendukung 2 host
 NETD *: membutuhkan / 28 (255.255.255.240) masker untuk mendukung 7 host
 Nete: membutuhkan / 27 (255.255.255.224) masker untuk mendukung 28 host

 * A / 29 (255.255.255.248) akan hanya memungkinkan 6 alamat host dapat digunakan
   Oleh karena itu NETD membutuhkan / 28 mask. 
Cara termudah untuk menetapkan subnet adalah untuk menetapkan terbesar pertama. Misalnya, Anda dapat menetapkan dengan cara ini:
  netb: 204.15.5.0/27 tuan kisaran alamat 1 sampai 30
 Nete: 204.15.5.32/27 tuan kisaran alamat 33-62
 Neta: 204.15.5.64/28 tuan kisaran alamat 65-78
 NETD: 204.15.5.80/28 tuan kisaran alamat 81-94
 NETC: 204.15.5.96/30 tuan kisaran alamat 97-98 
Ini dapat disajikan secara grafis seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5:
Gambar 5

Gambar 5 menggambarkan bagaimana menggunakan VLSM membantu menyelamatkan lebih dari setengah dari ruang alamat.

CIDR

Classless Interdomain Routing (CIDR) diperkenalkan dalam rangka meningkatkan kedua alamat pemanfaatan ruang dan routing skalabilitas di Internet. Hal itu diperlukan karena pesatnya pertumbuhan Internet dan pertumbuhan tabel routing IP diadakan di router Internet.
CIDR bergerak jalan dari kelas IP tradisional (Kelas A, Kelas B, Kelas C, dan seterusnya). Dalam CIDR, jaringan IP diwakili oleh awalan, yang merupakan alamat IP dan beberapa indikasi panjang topeng. Panjang berarti jumlah masker paling kiri bersebelahan bit yang ditetapkan untuk satu. Sehingga jaringan 172.16.0.0 255.255.0.0 dapat direpresentasikan sebagai 172.16.0.0/16. CIDR juga menggambarkan arsitektur Internet lebih hirarkis, dimana setiap domain mengambil alamat IP-nya dari tingkat yang lebih tinggi. Hal ini memungkinkan untuk summarization dari domain yang akan dilakukan pada tingkat yang lebih tinggi. Sebagai contoh, jika sebuah ISP memiliki jaringan 172.16.0.0/16, maka ISP dapat menawarkan 172.16.1.0/24, 172.16.2.0/24, dan sebagainya untuk pelanggan. Namun, ketika iklan untuk penyedia lain, ISP hanya perlu beriklan 172.16.0.0/16.
Untuk informasi lebih lanjut tentang CIDR, lihat RFC 1518 leavingcisco.com dan RFC 1519 leavingcisco.com .

Lampiran


sampel Config

Router A dan B terhubung melalui interface serial.

router A

  hostname routera
   !
   ip routing yang
   !
   int e 0
   ip address 172.16.50.1 255.255.255.0
   ! (Subnet 50)
   int e 1 ip address 172.16.55.1 255.255.255.0
   ! (Subnet 55)
   int alamat 0 ip 172.16.60.1 255.255.255.0
   ! (Subnet 60) int s 0
   ip address 172.16.65.1 255.255.255.0 (subnet 65)
   ! S 0 menghubungkan ke router B
   rip router
   jaringan 172.16.0.0 

router B

  hostname routerb
   !
   ip routing yang
   !
   int e 0
   alamat ip 192.1.10.200 255.255.255.240
   ! (Subnet 192)
   int e 1
   alamat ip 192.1.10.66 255.255.255.240
   ! (Subnet 64)
   int s 0
   ip address 172.16.65.2 (subnet yang sama dengan router A s 0)
   ! Int s 0 terhubung ke router A
   rip router
   jaringan 192.1.10.0
   jaringan 172.16.0.0 

Kuantitas Host / Subnet Table

  Kelas B Efektif Efektif
 bit # Masker Subnet Host
 ------- --------------- --------- ---------
   1 255.255.128.0 2 32766
   2 255.255.192.0 4 16382
   3 255.255.224.0 8 8190
   4 255.255.240.0 16 4094
   5 255.255.248.0 32 2046
   6 255.255.252.0 64 1022
   7 255.255.254.0 128 510
   8 255.255.255.0 256 254
   9 255.255.255.128 512 126
   10 255.255.255.192 1024 62
   11 255.255.255.224 2048 30
   12 255.255.255.240 4096 14
   13 255.255.255.248 8192 6
   14 255.255.255.252 16384 2

 Kelas C Efektif Efektif
 bit # Masker Subnet Host
 ------- --------------- --------- ---------
   1 255.255.255.128 2 126 
   2 255.255.255.192 4 62
   3 255.255.255.224 8 30
   4 255.255.255.240 16 14
   5 255.255.255.248 32 6
   6 255.255.255.252 64 2

  
 * Subnet semua nol dan semua yang disertakan.  Ini 
  mungkin tidak didukung pada beberapa sistem warisan.
 * Host semua nol dan semua yang dikecualikan. 

Referensi : https://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://www.cisco.com/c/en/us/support/docs/ip/routing-information-protocol-rip/13788-3.html&prev=search

 

06.53   Posted by Unknown in with No comments
Read More

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter

Search